Kamis, 14 November 2013

Sighah Mubalaghah


صيغ المبالغة - Sighah Mubalaghah
صيغ المبالغة
‘Sighah mubalaghah’ (صيغ المبالغة) merupakan antara pecahan daripada ‘isim musytaq’ (المشتقات)yang dibina daripada fiil bagi menunjukkan makna isim fa’il bersama ta’kid al-ma’na (تأكيد المعنى ) yakni membawa maksud melampau-lampau atau berlebih-lebihan (المبالغة).

Dan asma al-husna antara yang banyak menggunakan sighah mubalaghah bagi menunjukkan Allah SWT yang Maha Agung, Maha Mendengar dan lain-lain.


Sighah mubalaghah ini tidak diterbitkan kecuali daripada fiil thulasi (الثلاثي) sahaja. Terdapat 5 wazan yang masyhur iaitu:

1. فَعّال  contoh : علّام- سفّاح – أكّال
2. مِفعال - contoh :  مِقدام- مِئْكال – مسماح
3. فَعُول - contoh :  شكور – أكول – صبور – ضَرُوب
4. فَعِيل - contoh :  عليم – نصير – قدير- سميع
5. فَعِل - contoh :  حذر – فطن – لبق – فكه

Terdapat juga 5 wazan yang lain, namun penggunaannya teramat sedikit, yakni jarang diguna pakai. Ahli Sorf terdahulu berpandangan ianya merupakan sama’iah (سماعية).  5 wazan ini ialah:

1. فاعول  contoh: فاروق
2. فعِّيل - contoh:  صدّيق
3. مِفْعيل - contoh: مِعطير
4.  فُعَلَة- contoh: هُمزة
5. فُعَّال - contoh: فُعَّال

Namun begitu, terdapat juga sighah mubalaghah bagi fiil yang bukan fiil thulasi yang TIDAK mempunyai kaedah. Contohnya:

أدرك – درّاك
أعان – معوان
أهان – مهوان
أنذر – نذير

أزهق – زهوق



Jumat, 25 Oktober 2013

KASIH SAYANG DAN PENGORBANAN

KASIH SAYANG DAN PENGORBANAN
Oleh:
Dono Solihin al-Jamil

Dalam tulisan ini kami mulai dengan al-Qur'an surah Ash-Shaffaat: 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ 
مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (ash-Shaffaat: 102).

Ayat ini memberi pelajaran bagi kita bahwa sesungguhnya cinta dan kasih sayang itu memerlukan pengorbanan. Ismail As, yang ketika lahir hanya bersama ibunya saja, karena ditinggal ayahny. tapi ketika Ia mulai dewasa, ayahnya datang dan menyampaikan kabar “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”. namun sungguh luar biasa jawaban dari Ismail As “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. 

ini  merupakan hal yang luar biasa, Ismail As rela berkorban demi ayahnya sebagai Rasul Allah dan demi agama Allah. Sehingga sampai saat ini qurban itu menjadi syariat. ini karena dalam setiap apapun yang kita lakukan perlu ada pengorbanan. Ismail As berkorban karena Ia sayang dan cinta pada aganmanya, Ismail berkorban karena ia cinta dan sayang kepada Allah. 

Seterusnya kita bisa melihat kisah kasih sayang dan pengorbanan Khadijah al-Kubara kepada baginda nabi SAW.  Khadijah r.a membela baginda dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu ‘anha serta dihiburnya dengan syurga.
Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: “Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti ‘Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir’aun”.

Kamis, 03 Oktober 2013

Khutbah Jum’at:
“Mengembalikan Kejayaan Islam”

Disusun ulang oleh:
Dono Solihin al-jamil

الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد. فيا عباد الله اتقوا الله حق تقاته:
قال الله تعالى: اعوذبالله من الشيطان الر جيم
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah jum’ah Rahimakumullah.
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah kapan dan dimanapun kita berada, dengan sentiasa mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, baik dalam urusan ibadah maupun mu’amalah. Hanya dengan cara inilah kesejahteraan dan keselamatan akan kita peroleh di dunia dan akhirat.
Siding Jum’ah Rahima Kumullah
Tajuk khutbah pada kali ini ialah ”Mengembalikan kejayaan Islam”
Pergantian kejayaan suatu kaum adalah sunnatullah yang tidak akan berubah, begitu juga sebab-sebabnya. Allah telah menjadikan sebab-sebab agar umat berjaya, begitu juga sebab-sebab yang menjadikan umat tersebut akan mundur bahkan hancur. Allah SWT berfirman:
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ ۚوَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ 
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim (QS. Ali ‘Imran 140).

Berkaitan dengan pergiliran masa kejayaan dalam ayat diatas, Al Hafidz Ibnu Katsir menyatakan: yang maksudnya:
Yaitu Kami pergilirkan kemenangan itu bagi musuh kalian atas diri kalian dalam sesekali waktu, sekalipun pada akhirnya kalian memperoleh akibat yang baik, (Kami lakukan demikian itu) karena kebijaksanaan Kami yang mengandung hikmah (buat kalian).
Siding Jum’ah Rahima Kumullah
Kemungkaran, kemaksiyatan, pengingkaran dan penyimpangan pelaksanaan hukum-hukum Allah SWT merupakan sebab kemunduran dan kehancuran umat manusia. Sejarah telah membuktikan bahwa Bani Israel yang berkuasa sejak 975 SM, karena penyimpangannya dari aturan Allah, 250 tahun setelah berjaya, kemudian berhasil diruntuhkan oleh raja `Asyur namanya Syanharib, dan ketika sudah hancur, mereka tidaklah bertaubat sehingga Allah mengerahkan tentara Babilonia di bawah pimpinan Bukhtanassar (Nebukadnezar), yang menawan dan menjadikan mereka sebagai budak. Begitu juga negeri Saba yang berkembang kira-kira tahun 1000 SM, negeri yang sangat makmur, namun karena kekufuran yg menyebar, maka Allah menghancurkan mereka.
Firman Allah:
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsal dan sedikit dari pohon Sidir. (QS. Saba’: 16)

Dalam konteks keadaan kaum Saba ini Allah berfirman:
ذَٰلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا ۖ وَهَلْ نُجَازِي إِلَّاالْكَفُورَ 
Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka disebabkan kekufuran (kengganan bersyukur) mereka. kami tidak menjatuhkan siksa yang demikian kecuali kepada orang-orang yang kufur (QS. Saba [34]: 17).
Siding Jum’ah Rahima Kumullah
Tidak ada cara untuk mengembalikan kejayaan Islam kecuali dengan taubat yang sebenarnya, yang diiringi dengan sesegera mungkin menjalankan ketaatan sepenuhnya kepada Allah SWT. Sejarah membuktikan bahwa tatkala Bani Isreal bertaubat, maka Allah memberikan giliran kejayaan bagi mereka untuk berkuasa kembali pada tahun 536 SM,


Allah berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri (QS. Al Isra’ : 7).

 Kemudian Allah mengancam kalau mereka kembali durhaka maka Allah juga akan kembali menghinakan mereka:


Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al Isra : 8)
Siding Jum’ah Rahima Kumullah
Negara kita adalah Negara yang dikatakan penduduk Muslimnya mayoriti, tetapi sudahkah Negara kira berpegang teguh secara penuh pada al-Qur’an dan sunnah? Sudahkah para pemimpin kita menjalan hokum-hukum Islam dalam mengambil keputusannya? Sudahkah kita semua melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar? Atau justru kita membiarkan kemunkaran itu berterusan berada di Negara kita?, jika Negara ini belum sepenuhnya menjalankan syariat Islam, kemunkaran masih dibiarkan sahaja, maka harapan untuk mengembalikan kejayaan Islam masih jauh dari harapan. Rasulullah SAW bersabda:
“… Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan memilih-milih apa yang diturunkan Allah (yang suka dilaksanakan, yang tidak suka ditinggalkan), kecuali Allah akan menjadikan bencana di antara mereka." (HR. Ibnu Majah no. 4009 dengan sanad Hasan).

Semoga Allah menjadikan umat ini kembali meraih kejayaannya didunia dan diakhirat kelak, menjadi umat yang memberikan kesetiaanya hanya kepada Allah SWT, semoga kita diberi kekuatan oleh SWT untuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar, dan semoga Allah menjadikan kita bagian dari umat yang memperolehi kejayaan. Amiin ya Robbal ‘alamin…
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.













KHUTBAH II
الحمد لله... الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد. فيا عباد الله اتقوا الله حق تقاته:
قال الله تعالى: اعوذبالله من الشيطان الر جيم
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
 وقال النبي صلى الله عليه وسلم: ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار
,وقال تعالى: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. في ِالْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ سَيّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يا أرحم الرحمين. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.  اقيموا الصلاة.







Rabu, 25 September 2013

POSISI YANG TEPAT MENENTUKAN CARA BERPIKIR
Oleh: Dono Solihin al-Jamil

"Akan ada hikmah yang indah dalam setiap apa yang kita hadapi. Tetapi semua bergantung dari sudut mana kita berpikir. karena itu sangat perlu menentukan posisi pijakan kita, agar kita bisa melihat dari posisi yang tepat, supaya dapat berpikir dengan tepat. namun kita tak dapat berpijak pada posisi yang tepat, kerana di sana-sini terdapat "ranjau" yang akan menghancurkan kita. Hanya kecerdasan kita dan pertolongan-Nya yang akan menghantarkan kita sehingga dapat berpijak pada posisi yang tepat. 

tapi sudahkah kita berada pada posisi yang tepat? sudahkah kita berpikir dengan tepat? sudahkah kita belajar, agar kita dapat berpikir dan menganalisa sesuatu dengan tepat?



Coba kita perhatikan gambar masjid ini! kita kan mengatakan comentar yang berbeda tentang masjid ini apa bila kita melihat dari tempat yang berbeda. orang yang hanya melihat sebahagian dengan orang yang melihat seutuhnya akan mengatakan comentar yang berbeda. karena itu kita tidak dapat menyalahkan orang lain yang memiliki pandangan yang berbeda dengan kita. kita harus melihat dulu kenapa dia berbeda pandangan dengan kita? mungkin sahaja karena dia berada pada posisi yang berbeda dengan kita. mungkin saja cara pemahaman yang berbeda. mungkin saja dasar pengetahuan yang ia miliki berbeda. karenya ia berbeda dengan kita. tapi mesti kita sadari bahwa perbedaan itu adalah keniscayaan yang harus kita sikapi dengan bijak...



Jumat, 20 September 2013

SAMPAIKANLAH KEBENARAN DENGAN CARA YANG BENAR

SAMPAIKANLAH KEBENARAN DENGAN CARA YANG BENAR
Oleh: Dono Solihin al-Jamil

Rasulullah SAW bersabda:
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari). 
Hadits ini memerintahkan kepada kita untuk menyampaikan kebenaran kepada yang lain. Tetapi ketika kita menyampaikan kebenaran itu, bukan sembarangan, atau asal menyampaikan sahaja, tanpa memikirkan di mana kita menyampaikan kebenaran itu?, kepada siapa kita menyampaikan kebenaran itu?. itulah di antara hal-hal yang penting yang perlu kita perhatikan.

Apabila kita menyampaikan kebenran dengan cara yang kurang benar, maka yang terjadi bukan lagi hikmah, tetapi fitnah. Fitnah inilah yang menjadiakn umat Islam tidak berpecah belah. Padahal Islam telah memberi penjelasan kepada kita, sebagaimana Firman Allah:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertawakal kepada-Nya. (ali Imran: 159) 


Sabtu, 07 September 2013


Kewajiban Berbakti Kepada Orang tua
Dono Solihin al-Jamil :Oleh



وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا . وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا . رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِن تَكُونُواْ صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُورًا.  (الإسراء:23-25) 

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya", (QS. An-Nisa: 36).

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ

Artinya: "Katakanlah: "Marilah aku bacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua", (QS. Al-An'am: 151).
ﻗﺎﻝ ﺭﺳــﻮﻝ ﺍﷲ ﺻــﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴــﻪ ﻭﺳــﻠﻢ: ((ﻟﻦ ﻳﺠﺰﻯ ﻭﻟﺪ ﻋــﻦ ﻭﺍﻟﺪﻳــﻪ ﺣﺘــﻰ ﻳﺠﺪﻩ ﳑﻠﻮﻛــﺎ ﻓﻴﺸﺘﺮﻳــﻪ ﻓﻴﻌﺘﻘﻪ)) [ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ]
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: "Tidak akan cukup bakti dan kebaikan seorang anak yang hendak mengganti kebaikan dan kasih sayang kedua orang tuanya sehingga ia mendapati orang tuanya itu menjadi seorang budak, lalu ia membeli dan membebaskannya", (HR. Muslim dan Abu Dawud).

ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﻧﻰ ﺃﺷﺘﻬﻰ ﺍﳉﻬﺎﺩ ﻭﻻ ﺃﻗﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ؟ ﻗﻔﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ((ﻫﻞ ﺑﻘﻲ ﻣﻦ ﻭﺍﻟﺪﻳﻚ ﺃﺣﺪ؟ ﻗﺎﻝ: ﺃﻣﻰ. ﻗﺎﻝ: ((ﻗﺎﺑﻞ ﺍﷲ ﻓﻰ ﺑﺮﻫﺎ, ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻌﻠﺖ ﺫﺍﻟﻚ ﻓﺄﻧﺖ ﺣﺎﺝ, ﻭﻣﻌﺘﻤﺮ ﻭ ﻣﺠﺎﻫﺪ)) [ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﻳﻌﻠﻰ ﻭ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ]
Artinya: "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw seraya berkata: "Sesungguhnya saya ingin sekali berjihad akan tetapi fisik saya tidak memungkinkan". Rasulullah Saw kemudian bersabda: "Apakah salah seorang dari kedua orang tuamu masih hidup?" Orang itu menjawab: "Ya, ibu saya masih hidup". Rasulullah Saw kembali bersabda: "Temuilah Allah dengan jalan berbuat baik kepadanya. Apabila kamu melakukan hal demikian, maka kamu mendapatkan pahala yang sama dengan pahala orang yang melakukan ibadah haji, umrah dan berjihad di jalan Allah", (HR. AbuYa'la dan Thabrany).

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا

Artinya: "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempesekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik", (QS. Luqman: 15).

ﻋـﻦ ﺃﺑـﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿـﻰ ﺍﷲ ﻋﻨـﻪ ﻗﺎﻝ: ﻣـﺮ ﺭﺳـﻮﻝ ﺍﷲ ﺻـﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴـﻪ ﻭﺳـﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﺑـﻦ ﺃﺑـﻲ ﺑـﻦ ﺳـﻠﻮﻝ, ﻭﻫـﻮ ﻓـﻰ ﻇـﻞ ﻓﻘﺎﻝ: ﻗـﺪ ﻏـﺒﺮ ﻋﻠﻴﻨـﺎ ﺍﺑـﻦ ﺃﺑـﻲ ﻛﺒﺸـﺔ—ﻳﻌﻨـﻰ ﺭﺳـﻮﻝ ﺍﷲ ﺻـﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴـﻪ ﻭﺳـﻠﻢ—ﻓﻘﺎﻝ ﺍﺑﻨــﻪ ﻋﺒــﺪ ﺍﷲ: ﻭﺍﻟﺬﻯ ﺃﻛﺮﻣــﻚ ﻭ ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻠﻴــﻚ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻟﺌﻦ ﺷﺌﺖ ﻵﺗﻴﻨــﻚ ﺑﺮﺃﺳــﻪ, ﻓﻘﺎﻝ ﺻــﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴــﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ((ﻻ ﻭﻟﻜﻦ ﺑﺮ ﺃﺑﺎﻙ ﻭﺃﺣﺴﻦ ﺻﺤﺒﺘﻪ)) [ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻰ]

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra berkata: "Suatu hari Rasulullah Saw melewati putranya Ubay bin Salul yang sedang berteduh, lalu putra Ubay bin Salul tadi berkata: "Putranya Aby Kabsyah (yaitu Rasulullah Saw) telah mengotori kami". Abdullah, putranya putra Ubay bin Salul, kemudian berkata: "Demi Allah yang telah memuliakan dan menurunkan al-Qur'an kepadamu, jika Anda mau, akan saya tebas kepalanya". Rasulullah Saw kemudian bersabda: "Tidak. Berbuat baiklah kepada bapakmu dan perlakukanlah sebaik mungkin", (HR. at-Thabrany).

Sahabat Rasulullah yang berdosa dengan ibunya, al-Qomah.

Rasulullah bersabda : Wahai muhajirin dan anshar, barangsiapa yang mendahulukan istrinya lalu mengakhirkan ibunya, maka akan mendapatkan laknat dari Allah, malaikat dan seluruh manusia, Allah tidak menerima orang yang membela untuk menolak siksaan seseorang kecuali ia telah bertaubat dan mencari ridhanya, berbuat baik kepadanya. Karena keridhoan Allah itu berada di keridhoan ibu, dan Kebencian Allah tergantung pada kebencian orang tua."

Kisah juraij
Mungkin saat kita mendengar kata berbakti pada orang tua, timbul kesan bahwa semua itu cukuplah dengan membahagiakan orang tua lewat belajar rajin, membelikan hadiah yang menyenangkan orang tua, sering menelopon orang tua mengabarkan kondisi kita sehingga mereka tidak khawatir, dan beberapa perbuatan – perbuatan lainnya. Semua itu benar, semua tindakan itu memang termasuk perbuatan berbakti pada orang tua dimana esensinya adalah membuat orang tua senang dan bahagia, tentu saja dalam parameter – parameter islam.
Tapi jika kita melihat sebuah kisah yang terjadi pada masa bani israil yang disebutkan dalam hadist di kitab Adabul Mufrad karya Imam Bukhari dan Muslim dalam bab Al Birr ternyata cakupan berbakti itu sangat dalam.s
Dalam kisah tersebut dikisahkan tentang seorang ahli ibadah yang bernama Juraij. Rasulullah berkata, “Juraij adalah seorang ahli ibadah yang membangun suatu biara. Suatu ketika penggembala sapi singgah di biaranya dan ada seorang wanita pelacur berbuat zina dengan penggembala tersebut.
Suatu hari ibu Juraij datang dan memanggil, sementara ia sedang sholat. Maka ia berkata, “Tuhanku, itulah ibuku, dan aku sedang sholat,” maka ia melanjutkan sholatnya sehingga ibunya pulang. Esok harinya ibunya datang kembali di waktu Juraij sedang sholat dan ia tidak menyambut panggilan ibunya lagi. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, itulah ibuku dan aku sedang sholat.” Kemudian ibunya datang ketiga kalinya ketika Juraij sedang sholat. Ia berkata, “Tuhanku, itulah ibuku dan aku sedang sholat.”
Ketika itu marahlah ibu Juraij dan berdoa, “Ya Allah, jangan matikan ia sehingga melihat wajah wanita pelacur.” Beberapa saat kemudian datang penguasa membawa wanita (pelacur) yang baru melahirkan dan ia ditanya, “Dari laki – laki siapa anak itu dilahirkan?” Ia (pelacur) menjawab, “Juraij”. Ia ditanya lagi, “Bukankah dia penjaga biara itu?” Pelacur itu menjawab, “Ya.” Lalu  penguasa memerintahkan orang – orang, “Hancurkan biara itu dan bawa Juraij ke sini!” Lalu dihancurkanlah biara itu dan Juraij diborgol dan lehernya diikat dengan tali, dibawalah Juraij di depan para perempuan – perempuan pelacur dan mereka menyaksikannya sembari tersenyum.
Juraij berkata, “Wahai raja, mengapa kamu berbuat demikian kepadaku?” Penguasa itu menjawab, “Kau telah berbuat zina dengan wanita ini sehingga lahirlah anak itu darimu!” Lalu berkatalah Juraij, “Dimanakah bayinya itu?” Orang – orang berkata, “Ini bayinya bersama ibunya.” Lalu Juraij mendekatinya dan (bertanya pada bayi itu), “Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Si penggembala sapi!”
Mendengar jawaban si bayi itu, sang penguasa berkata pada Juraij, “Sukakah kamu jika kami membangunnya kembali biara itu dengan emas?” Juraij menjawab, “Tidak.” Ia bertanya lagi, “Dengan perak?” Juraij menjawab , “Tidak.” Penguasa itu bertanya lagi, “Lalu kami bangun dengan apa?” Jawab Juraij, “Kembalikanlah seperti semula. ” Penguasa itu bertanya lagi, “Kenapa engkau tersenyum wahai Juraij?” Jawab Juraij, “Telah kuketahui urusan ini karena panggilan ibuku, ” kemudian Juraij menceritakannya.
Dari kisah diatas, ternyata tidak memenuhi panggilan ibu ketika beliau memanggil kita bahkan ketika kita sedang sholat dapat menyebabkan Allah menghukum kita. Apalagi kalau lebih dari itu, penulis (saya) bukanlah orang lepas dari kesalahan, terkadang juga melakukan hal – hal salah, bahkan mungkin tanpa sadar ataupun sengaja pernah melakukan kesalahan ini -.

******semoga kita termasuk orang-orang yang slalu berbakti kepada orang tua kita*******