Kewajiban Berbakti Kepada Orang tua
Dono Solihin al-Jamil :Oleh
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ
إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ
الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ
تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا . وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ
الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
. رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِن تَكُونُواْ صَالِحِينَ فَإِنَّهُ
كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُورًا. (الإسراء:23-25)
“Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang
tua dengan sebaik-baiknya", (QS. An-Nisa: 36).
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ
Artinya: "Katakanlah: "Marilah aku bacakan apa
yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua", (QS.
Al-An'am: 151).
ﻗﺎﻝ ﺭﺳــﻮﻝ ﺍﷲ ﺻــﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴــﻪ ﻭﺳــﻠﻢ: ((ﻟﻦ ﻳﺠﺰﻯ ﻭﻟﺪ ﻋــﻦ ﻭﺍﻟﺪﻳــﻪ
ﺣﺘــﻰ ﻳﺠﺪﻩ ﳑﻠﻮﻛــﺎ ﻓﻴﺸﺘﺮﻳــﻪ ﻓﻴﻌﺘﻘﻪ))
[ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ]
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: "Tidak akan
cukup bakti dan kebaikan seorang anak yang hendak mengganti kebaikan dan kasih
sayang kedua orang tuanya sehingga ia mendapati orang tuanya itu menjadi
seorang budak, lalu ia membeli dan membebaskannya", (HR. Muslim dan Abu
Dawud).
ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﻧﻰ ﺃﺷﺘﻬﻰ ﺍﳉﻬﺎﺩ ﻭﻻ ﺃﻗﺪﺭ
ﻋﻠﻴﻪ؟ ﻗﻔﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ: ((ﻫﻞ ﺑﻘﻲ ﻣﻦ ﻭﺍﻟﺪﻳﻚ ﺃﺣﺪ؟ ﻗﺎﻝ: ﺃﻣﻰ. ﻗﺎﻝ: ((ﻗﺎﺑﻞ ﺍﷲ ﻓﻰ ﺑﺮﻫﺎ, ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻌﻠﺖ ﺫﺍﻟﻚ ﻓﺄﻧﺖ ﺣﺎﺝ, ﻭﻣﻌﺘﻤﺮ ﻭ ﻣﺠﺎﻫﺪ)) [ﺭﻭﺍﻩ
ﺃﺑﻮ ﻳﻌﻠﻰ ﻭ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ]
Artinya: "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
Saw seraya berkata: "Sesungguhnya saya ingin sekali berjihad akan tetapi
fisik saya tidak memungkinkan". Rasulullah Saw kemudian bersabda:
"Apakah salah seorang dari kedua orang tuamu masih hidup?" Orang itu
menjawab: "Ya, ibu saya masih hidup". Rasulullah Saw kembali
bersabda: "Temuilah Allah dengan jalan berbuat baik kepadanya. Apabila
kamu melakukan hal demikian, maka kamu mendapatkan pahala yang sama dengan
pahala orang yang melakukan ibadah haji, umrah dan berjihad di jalan
Allah", (HR. AbuYa'la dan Thabrany).
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ
عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
Artinya: "Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempesekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik", (QS. Luqman: 15).
ﻋـﻦ ﺃﺑـﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿـﻰ ﺍﷲ ﻋﻨـﻪ ﻗﺎﻝ: ﻣـﺮ ﺭﺳـﻮﻝ ﺍﷲ ﺻـﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴـﻪ ﻭﺳـﻠﻢ
ﻋﻠﻰ ﺍﺑـﻦ ﺃﺑـﻲ ﺑـﻦ ﺳـﻠﻮﻝ, ﻭﻫـﻮ ﻓـﻰ
ﻇـﻞ ﻓﻘﺎﻝ: ﻗـﺪ ﻏـﺒﺮ ﻋﻠﻴﻨـﺎ ﺍﺑـﻦ ﺃﺑـﻲ ﻛﺒﺸـﺔ—ﻳﻌﻨـﻰ ﺭﺳـﻮﻝ ﺍﷲ ﺻـﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴـﻪ
ﻭﺳـﻠﻢ—ﻓﻘﺎﻝ ﺍﺑﻨــﻪ ﻋﺒــﺪ ﺍﷲ: ﻭﺍﻟﺬﻯ
ﺃﻛﺮﻣــﻚ ﻭ ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻠﻴــﻚ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻟﺌﻦ ﺷﺌﺖ ﻵﺗﻴﻨــﻚ ﺑﺮﺃﺳــﻪ, ﻓﻘﺎﻝ ﺻــﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴــﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ((ﻻ ﻭﻟﻜﻦ ﺑﺮ ﺃﺑﺎﻙ ﻭﺃﺣﺴﻦ ﺻﺤﺒﺘﻪ))
[ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻰ]
Artinya: "Dari Abu Hurairah ra berkata: "Suatu
hari Rasulullah Saw melewati putranya Ubay bin Salul yang sedang berteduh, lalu
putra Ubay bin Salul tadi berkata: "Putranya Aby Kabsyah (yaitu Rasulullah
Saw) telah mengotori kami". Abdullah, putranya putra Ubay bin Salul,
kemudian berkata: "Demi Allah yang telah memuliakan dan menurunkan
al-Qur'an kepadamu, jika Anda mau, akan saya tebas kepalanya". Rasulullah
Saw kemudian bersabda: "Tidak. Berbuat baiklah kepada bapakmu dan
perlakukanlah sebaik mungkin", (HR. at-Thabrany).
Sahabat Rasulullah yang berdosa dengan ibunya, al-Qomah.
Rasulullah bersabda :
Wahai muhajirin dan anshar, barangsiapa yang mendahulukan istrinya lalu
mengakhirkan ibunya, maka akan mendapatkan laknat dari Allah, malaikat dan
seluruh manusia, Allah tidak menerima orang yang membela untuk menolak siksaan
seseorang kecuali ia telah bertaubat dan mencari ridhanya, berbuat baik
kepadanya. Karena keridhoan Allah itu berada di keridhoan ibu, dan Kebencian
Allah tergantung pada kebencian orang tua."
Kisah juraij
Mungkin saat kita mendengar kata
berbakti pada orang tua, timbul kesan bahwa semua itu cukuplah dengan
membahagiakan orang tua lewat belajar rajin, membelikan hadiah yang
menyenangkan orang tua, sering menelopon orang tua mengabarkan kondisi kita
sehingga mereka tidak khawatir, dan beberapa perbuatan – perbuatan lainnya.
Semua itu benar, semua tindakan itu memang termasuk perbuatan berbakti pada
orang tua dimana esensinya adalah membuat orang tua senang dan bahagia, tentu
saja dalam parameter – parameter islam.
Tapi jika kita melihat sebuah kisah
yang terjadi pada masa bani israil yang disebutkan dalam hadist di kitab Adabul Mufrad
karya Imam Bukhari dan Muslim dalam bab Al Birr ternyata cakupan berbakti itu sangat
dalam.s
Dalam kisah tersebut dikisahkan
tentang seorang ahli ibadah yang bernama Juraij. Rasulullah berkata, “Juraij
adalah seorang ahli ibadah yang membangun suatu biara. Suatu ketika penggembala
sapi singgah di biaranya dan ada seorang wanita pelacur berbuat zina dengan
penggembala tersebut.
Suatu hari ibu Juraij datang dan
memanggil, sementara ia sedang sholat. Maka ia berkata, “Tuhanku, itulah ibuku,
dan aku sedang sholat,” maka ia melanjutkan sholatnya sehingga ibunya pulang.
Esok harinya ibunya datang kembali di waktu Juraij sedang sholat dan ia tidak
menyambut panggilan ibunya lagi. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, itulah ibuku dan
aku sedang sholat.” Kemudian ibunya datang ketiga kalinya ketika Juraij sedang
sholat. Ia berkata, “Tuhanku, itulah ibuku dan aku sedang sholat.”
Ketika itu marahlah ibu Juraij dan
berdoa, “Ya Allah, jangan matikan ia sehingga melihat wajah wanita pelacur.”
Beberapa saat kemudian datang penguasa membawa wanita (pelacur) yang baru
melahirkan dan ia ditanya, “Dari laki – laki siapa anak itu dilahirkan?” Ia
(pelacur) menjawab, “Juraij”. Ia ditanya lagi, “Bukankah dia penjaga biara
itu?” Pelacur itu menjawab, “Ya.” Lalu penguasa memerintahkan orang –
orang, “Hancurkan biara itu dan bawa Juraij ke sini!” Lalu dihancurkanlah biara
itu dan Juraij diborgol dan lehernya diikat dengan tali, dibawalah Juraij di
depan para perempuan – perempuan pelacur dan mereka menyaksikannya sembari
tersenyum.
Juraij berkata, “Wahai raja,
mengapa kamu berbuat demikian kepadaku?” Penguasa itu menjawab, “Kau telah
berbuat zina dengan wanita ini sehingga lahirlah anak itu darimu!” Lalu
berkatalah Juraij, “Dimanakah bayinya itu?” Orang – orang berkata, “Ini bayinya
bersama ibunya.” Lalu Juraij mendekatinya dan (bertanya pada bayi itu), “Siapa
ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Si penggembala sapi!”
Mendengar jawaban si bayi itu, sang
penguasa berkata pada Juraij, “Sukakah kamu jika kami membangunnya kembali
biara itu dengan emas?” Juraij menjawab, “Tidak.” Ia bertanya lagi, “Dengan
perak?” Juraij menjawab , “Tidak.” Penguasa itu bertanya lagi, “Lalu kami
bangun dengan apa?” Jawab Juraij, “Kembalikanlah seperti semula. ” Penguasa itu
bertanya lagi, “Kenapa engkau tersenyum wahai Juraij?” Jawab Juraij, “Telah
kuketahui urusan ini karena panggilan ibuku, ” kemudian Juraij menceritakannya.
Dari kisah diatas, ternyata tidak
memenuhi panggilan ibu ketika beliau memanggil kita bahkan ketika kita sedang
sholat dapat menyebabkan Allah menghukum kita. Apalagi kalau lebih dari itu,
penulis (saya) bukanlah orang lepas dari kesalahan, terkadang juga melakukan
hal – hal salah, bahkan mungkin tanpa sadar ataupun sengaja pernah melakukan
kesalahan ini -.
******semoga kita termasuk orang-orang yang
slalu berbakti kepada orang tua kita*******